AKSES BEBAS

 

Memasuki fase quarter di kehidupan ini, menyengaja melakukan kesalahan yang sama dua kali berutut-turut adalah suatu kegoblokan yang paling mentok.

Salah seorang pemuda yang  belum setahun lulus kuliah itu kembali resign dari pekerjaannya untuk yang kedua kali, ya, benar, sebut saja karman.

Dua bulan setelah wisuda dia memutuskan untuk kembali keluar dari tempat asal, dia pergi ke kota lain dengan tujuan untuk bekerja, meskipun bekerja itu hanyalah kedok untuk menutupi hasratnya yang masih ingin bermain dan hahahihi saja.

Tapi kemudian di tempat kerjanya pun dia tidak menemukan titik kenyamanan. Ada saja hal-hal yang membuantnya gusar. Lingkungan dan alur pekerjaan adalah faktor utamanya.

Dia mencoba menahan diri untuk tidak langsung pergi dari tempat itu, mengingat di zaman sekarang ini bukan perkara yang mudak untuk mencari atau menemukan pekerjan ideal sesuai yang diinginkan, mungkin mudah, tapi ada terms and condition yang berlaku.

Setelah dirasa memang sudah mentok, akhirnya bulan ke 6 dia kerja, dia memutuskan untuk kabur dari tempat tersebut. Yang ada difikirannya saat itu hanyalah segera mencari kerjaan baru, tapi ternyata tidak semudah itu.

Sesekali dia juga menggumam sedikit menyalahkan keadaan, tapi memang apakah ada yang berubah ketika sudah berlaku demikian? Apakah dunia akan berubah dan berjalan mengikuti kemauan kita? Apakah rotasi keberlangsungan akan berhenti begitu saja hanya dengan kita membual dan menggumam menyalahkan keadaan? Tentu tidak, tidak sama sekali.

Mencoba peruntungan tanpa dibantu privillage dari link atau yang kita sebut orang dalam rasa-rasanya untuk sekarang ini memang agak sulit. Faktor ke-bejo­-an sangat berpengaruh disini. Ya kita semua tahu lah, sample kasusnya sangat banyak dan bisa dijumpai dimanapun.

Sebelum dia keluar dari tempat kerja tersebut, dia juga sudah menyadari bahwa akan ada kemungkinan untuk mencari pekerjaan baru, dan benar saja, lagi lagi dia mengalaminya.

Dan ini sepertinya akan menjadi kejadian terakhir untuk mengulangi kegoblokan serupa.

Comments

Popular Posts