MUSIM SAKIT
Akhir akhir ini cuaca di Jogja sedang tidak enak. Siang yang dimana matahari silau memancarkan cahayanya, tapi hawanya terasa dingin dan menusuk ketulang. Malam pun demikian, semakin malam rasanya selimut hotel yang setebal itu pun masih belum bisa memeluk hangat dari kedinginan.
Beberapa teman sudah mulai rame mengabarkan agar tetap waspada terhadap perubahan iklim ini, Sebagian dari mereka memang sudah ada yang sembuh dari sakit, tapi Sebagian besarnya lagi masih baru mulai merasakan perubahan pada diri mereka.
Tentu perubahan yang dimaksudkan bukan perubahan yang tidak ada hubungannya, misal, tiba-tiba berubah prinsip dan pandangan politik, bukan itu. Karena kita sedang membahas tentang perubahan cuaca, maka perubahan yang dimaksudkan adalah pure yang mendasar dialami pada tubuh, misal, demam, pilek, batuk, miskin, dan lain lain.
Tentu anjuran kewaspadaan seperti itu sangat bagus, terlepas nanti bisa diterima atau tidak, pasalnya, memang tidak menutup kemungkinan ada spesies orang yang telinganya agak tebal. Ketebelan telinga seperti ini pun ada bermacam-macam. Ada yang mereka menjadi tebal telinganya karena memang mereka sudah mengetahui hal yang diwaspadakan tersebut, dan mereka sudah siap menghadapinya atau sudah tahu solusi dari masalah tersebut, tapi ada juga yang tebal telinganya karena memang benar-benar bodoh saja, dia sama sekali tidak mau menggubris informasi yang masuk kedirinya jika dirasa info tersebut tidak logis dan tidak menguntungkan buat dirinya.
Salah seorang teman ada yang demikian, perubahan iklim baginya bukanlah suatu hal yang mengkhawatirkan, apalagi sampe harus mengubah kebiasaan, terlalu lebay menurutnya. Dia tetap melakukan rutinitasnya seperti biasa, ya bekerja normal, ya nongkrong dengan teman temannya, tanpa ada satu pun yang ditakutkan.
Dia memang bisa dibilang batu, karakter yang keras dan susah untuk dipengaruhi sudah melekat pada dirinya. Namanya hadi, biasa dipanggil hard, ya, menyesuaikan sifatnya. Saya ingat terakhir Ketika ada seorang teman yang mengingatkan Hadi ini,
“mbok kamu itu pake jaket atau apa gitu, wong hawanya lagi kaya gini loh”. Tegur salah seorang teman.
“halah, tenang aja, aku dah biasa kok dingin dingin gini”.
“bukan masalah dinginnya, le, tole, tapi ini musimnya lagi gak stabil”.
“musimnya plin-plan gitu po maksudmu?, kaya politisi dong”. Terkekeh dia.
“eh yaudah terserah kamu saja, yang penting aku udah ngingetin”.
“makasih loh udah ngingetin hahaha”.
Hari kemudian masih berjalan seperti biasa, sampai tiba-tiba, Mail, teman yang paling dekat dengan Hadi jatuh sakit. Dengan itu otomatis Hadi mau tidak mau akan sedikit direpotkan dengan itu. Sebagai teman yang paling dekat, Hadi lah yang bertanggung jawab pertama untuk mengantarkan dia periksa. Akhirnya berangkatlah mereka ke dokter, setelah sampai lokasi dan sudah diperiksa, dokter kemudian bilang ke Hadi,
“temenmu ini Cuma kaget aja sama perubahan iklim sekarang, kemungkinan dia sedang terlalu kelelahan, atau mungkin juga kurang istirahat, makanya badannya kaget dengan perubahan iklim yang seperti ini, makanya kamu jaga diri baik-baik, cukup teman kamu aja yang sakit, memang sedang musimnya seperti ini”. Pungkas dokter tersebut.
Sejenak Hadi terdiam sesudah mendengarkan penjelasan dari dokter tersebut, dia melongokkan kepala kedalam dan melihat Mail masih terbujur disana. Dia merasa ada benarnya juga temannya mengingatkan dirinya.
Comments
Post a Comment