KOSONG
Oke baiklah, tiba-tiba
saja sudah berada dipungkasan tahun 2022, satu tahun? Hmmm tidak terlalu lama
ternyata.
Terekam jelas niatan-niatan
perubahan diawal tahun lalu, tapi nyatanya apa? Tetap saja berotasi dipusara
yang hampa. Ini bukan perihal resolusi-resolusi sampah yang sia-sia, tapi lebih
kepada kemana saja diri ini setahun terakhir melangkah.
Bicara soal hidup?
Hahaha tai-lah, terlalu muluk-muluk, sedang perihal skripsi yang sebenarnya
sepele saja juga belum selesai.
Berpura-pura tua,
merasa paling tau dan merasa paling oke ditongkrongan? Halaahh sudah lama aku
tidak lakukan. Tidak ada gunanya.
Tiba-tiba tahun
depan sudah 24 angka usia, tapi tadi sore, dengan terpaksa, masih kembali
meminta duit orang tua.
“ooo ooo ooo
bukan begitu, ceng. Tidak ada salahnya loh meminta duit orang tua, toh juga
mereka bekerja untuk kita”.
Ucapan-ucapan
seperti ini sekilas memang sedap didengar telinga, tapi busuk jika dirasakan di dalam
dada. Mau sampai kapan? Mau sampai kapan heyy? Mau sampai kapan menunggangi
orang tua hanya untuk mencukupi kebutuhan hidupmu yang tidak terlalu berguna
itu? hahahahah
Beberapa orang
menganggap itu lumrah, it’s okay, tidak masalah. Tapi ketika ada yang sudah
mikir kearah sana, aku lebih menganggapnya ada.
Tiba-tiba kok aku
klik dengan Nadin Amizah, ketika dia bilang “bun, hidup berjalan seperti bajingan”.
Sehingga memang yang nampak mata saat ini hanyalah semua tentang kebingungan,
kegelisahan, kekecewaan, dan kesedihan.
Tentu aku tidak benar-benar
tahu apa maksud dari lirik lagu itu, tapi sebagai penikmat karya, bebas saja kepalaku
mengartikannya bagaimana.
Titik “lelah”
pada masing-masing personal itu beda. Sangat beda. Ada yang merasakan lelah ketika
hanya berhadapan dengan PR sekolah, ada yang amat sangat depresi ketika gagal
dalam perihal asmara, ada yang kepalanya sampai di rumah pun masih mengingat
ketika dimaki-maki atasannya ditempat kerja. Dan, ada juga yang kepikiran dan merasa
bersalah kepada orang tua karena sampai saat ini belum bisa apa-apa.
Pukul 02.10 ini,
hahahah kok gini banget yaa.
Berjubel berbagai
macam rasa, penuh sesak diksi diksi yang meronta, cemas dan khawatir melanda,
sungguh, ahhhhhhhh
Tapi tenang, Ini bukan
apa-apa, tenang saja, hanya sebatas tambahan pikiran selepas malam pulang
kerja. Terima kasih pencipta, sudah menyeretku mundur ke kejadian lama untuk kembali menela’ah.
Pogung, 181222
"Gmn hidupmu g brantakan, wg toh sholatmu jg berantakan". ujar mas mas yg baru 2 hari sholat lima waktu full. HAHAHA
ReplyDeletewah sapa nih
Delete