Dunia di sekeliling manusia !
Hampir 2 jam percakapan itu berlangsung. Karman asyik saja mengikuti alurnya. Retorika retorika yg dipakainya menandakan bahwa dia memang agak cerdik untuk membuat lawan bicaranya betah untuk berlama-lama ngobrol dengannya. Kadang kala dia mengambil penuh kesempatan berbicara dengan segala pengetahuan yg dia tahu, tapi sejurus kemudian langsung melempar pertanyaan dengan tujuan mendapat respon balik. Pertemuan itu tak disengaja. Mendadak begitu saja. Dia adalah teman lama karman yg sekarang sedang dalam tugas akhir masa perkuliahannya. Entah jurusan apa yg diambilnya, tapi dilihat dari antusiasnya, nampaknya dia ada ketertarikan lebih dengan dunia supranatural. Dia bercerita kalau belum lama ini adiknya seperti diguna-guna sama orang yg menyukainya. Setiap malam adiknya bermimpi berjalan di suatu tempat yg indah. Tempat yg terbentang karpet merah dialasnya, yg disamping karpet itu tumbuh pohon yg sekali itu dia baru melihatnya, dia tak tahu apa namanya. Tempat yg seakan dibalut dengan embun pagi yg menyejukkan mata. Adiknya menjelaskan hampir setiap malam dia bermimpi dengan template yg sama. Berjalan pelan kearah yg tak tahu dimana ujungnya. Dan di tempat yg seindah itu dia hanya sendiri tanpa ada orang yg dikenalnya. Dia terus berjalan. Langkahnya tak bisa dikendalikan atau diberhentikan.
Semakin jauh, adiknya itu melihat ada sesosok laki-laki yg duduk manis diatas kursi yg ada di sebuah taman. Laki-laki itu juga sendiri. Sorot matanya tajam menatap kepada adik teman karman ini. Laki-laki itu tersenyum dengan sangat berwibawa, bagai pangeran yg sedang merayu selir-selirnya. Adik teman karman ini tak bisa berfikir. Kenapa laki-laki itu ada disini. Dari mana dia datang. Apakah tempat ini miliknya. Tapi kenapa tidak pernah mengajak atau setidaknya bercerita tentang tempat ini kalau memang ini miliknya.
Dia tahu betul siapa laki-laki itu, dia kenal, berteman, bahkan akrab dengannya. Dia teman kelasnya yg semua orang bersepakat kalau dia seorang pendiam. Langkah kakinya tiba tiba terseret dan mendekat ke laki-laki itu. Tapi dengan keras juga adik teman karman ini berusaha melawan.
Hal semacam ini tidak lagi tabu. Semar mesem, bulu perindu, kumis kucing dan yg lain lainnya itu, mungkin semua sudah tau keberadaannya. Apalagi masyarakat jawa.
Menurut karman, itu adalah salah satu media yg ditempuh oleh orang yg menyukai adik temannya. Tentu dengan tujuan ingin memiliki dong. Meski dibeberapa kasus guna-guna seperti itu, ada yg niatnya cuma balas dendam karena sudah dilecehkan. Atau bahkan percobaan ilmu saja. Sadiss.
Itu kan metode percintaan lewat arus bawah yg khasiatnya kebanyakan instan, artinya tidak butuh waktu lama. Tapi yg selama ini kita tau, apakah sesuatu yg instan itu baik? Bagaimana kualitas dari penggunaan metode itu? Akan lamakah hubungannya? Akan harmonis kah? Jika lama dan harmonis, lancar kah rezekinya? Aman aman sajakah kondisi anak mereka?. Tentu banyak sekali pertanyaan yg timbul dari sebab itu.
Masalahnya begini, karman punya tetangga yg rumahnya tepat disamping masjid. Konon katanya, ketika pembangunan rumah itu pada tahap finish, gentengnya kurang. Tanpa pikir panjang, si pemilik rumah langsung mengambil genteng milik masjid yg memang jumlahnya lebih dan tak terpakai. Akhirnya pembangunan selesai dan rumah itu telah gagah berdiri. Tapi rumah itu tidak berdiri lama, hanya hitungan bulan, entah apa yg terjadi, tiba tiba kosong dan rumah tangganya--menurut tetangga--sedang tidak baik-baik saja. Beberapa orang akhirnya menyangkut pautkan dengan genteng yg diambil dari masjid. Mereka mengatakan itu tulah. Ada yg agak ekstrim menyebutnya sebagai azab.
"Salah sendiri bukan miliknya kok dipakai". Begitu kata orang.
Nah sekarang apakah efek dari "cinta" dengan metode arus bawah akan seperti itu? . Karena memang seharusnya tidak perlu pakai yg begituan. Karman juga pernah mendengar sebuah pemakluman dari tetangganya. "Ya mesti aja nggak langgeng, lha wong dapetnya aja hasil gituan".
Kata-kata itu seolah keluar seperti "kenyang kalau habis makan", iya, sebuah keniscayaan. Terlihat sepele, tapi tidak sepele. Memang sangat pemberani orang yg melakukan itu.
Kalau karman? Ahh jangankan begitu, bertemu kekasih pujaan sekaligus bayangan saja dia grogi setengah mati. Dulu sewaktu kecil karman itu penakut. Dengan kegelapan dia takut. Dengan orang yg berkumis tebal dia takut. Dengan kuburan dia takut. Yg paling aneh, dengan suara galon di tengah malam yg " blublubup" saja dia takut. Lucu kan, satu sisi dia nakal, tapi disisi lain dia penakut. Setiap kali dibonceng ayahnya, ketika akan melintasi kuburan, maka karman akan merangkul perut ayahnya se-erat mungkin. Andai kata karman punya lawan tanding, maka mudah saja bagi lawannya untuk menjatuhkan karman. Ajak saja karman baku pukul di kuburan, pasti auto mundur dia. Tapi itu dulu sewaktu dia masih kecil, lama lama dia mulai terbiasa dengan kuburan karena sering diajak kakeknya menggali kuburan kalau ada tetangga yg meninggal. Dari situ dia mulai tidak takut lagi dengan kuburan.
Dan yg paling melekat dikepalanya adalah rumus yg tempo hari pernah dikatakan oleh ayahnya, bahwa satu orang penakut ditambah satu orang penakut maka akan menjadi dua orang pemberani. Maka dari itu sekarang dia menjadi pemberani, karena kemana-mana jarang mau sendiri. Duhh nak.
Menurut karman, itu adalah salah satu media yg ditempuh oleh orang yg menyukai adik temannya. Tentu dengan tujuan ingin memiliki dong. Meski dibeberapa kasus guna-guna seperti itu, ada yg niatnya cuma balas dendam karena sudah dilecehkan. Atau bahkan percobaan ilmu saja. Sadiss.
"Salah sendiri bukan miliknya kok dipakai". Begitu kata orang.
Kata-kata itu seolah keluar seperti "kenyang kalau habis makan", iya, sebuah keniscayaan. Terlihat sepele, tapi tidak sepele. Memang sangat pemberani orang yg melakukan itu.
Comments
Post a Comment