Kepuasan adalah tujuan !

Kadang-kadang memang sepertinya kepuasan itu justru lebih menguntungkan. Maksudnya begini, hampir semua usaha dibuka, itu tujuan utamanya adalah laba. Iya, saya paham kalau semua juga begitu. Tapi begini, ketika yang diutamakan adalah kepuasan konsumen maka secara tidak langsung itu akan menarik konsumen untuk kembali datang ke tempat kita.

Contohnya begini, ketika anda menjual kacang bungkusan. Apabila anda hanya berkiblat utama pada laba tanpa memperhitungkan tentang rasa, kemasan, dan pelayanan, awalnya memang laku, tapi tidak menjamin si pembeli bakal datang lagi untuk keduakali, ketigakali, atau seterusnya. Tapi jika perhitungan kita sampai pada hal hal yang paling kecil, termasuk rasa, pelayanan dan lain lain. Sepertinya malah lebih bisa menjamin untuk seorang pembeli datang lagi.

Adalah sinyo, salah seorang teman karman, dia bekerja sebagai barberman di salah satu barbershop ternama di yogyakarta. Skillnya sudah tidak bisa diragukan lagi. Dari dulu bakat mencukur sepertinya sudah membersamainya sejak dari dalam kandungan. Dia tahu bagaimana dia harus mencukur pelanggan, maksudnya dia hafal betul teori kesesuaian agar potongan hasilnya terlihat pas atau sinkron dengan bentuk kepalanya. Sekarang kan banyak gaya rambut yang lucu, karena modelnya tidak pas dengan bentuk kepalanya.

Sinyo ini tipikal orang yang susah atau bahkan tidak mau kalau harus terlalu didikte. Pelanggan boleh pesan jenis cukuran yang diinginkan, tapi kalau proses mencukur yang sudah sesuai SOP berjalan, dan pelanggan tiba-tiba rewel, ya tidak menutup kemungkinan sinyo akan sedikit berulah. Entah sengaja di-'petak'-kan kepalanya atau mungkin dengan cara cara lain, yang bisa dipastikan pelanggan bakal--mungkin-- kecewa, atau seburuk-buruknya kemungkinan, yaitu pelanggan tidak akan datang lagi.

Tapi di kasus yang berbeda, nama sinyo disebut-sebut sebagai barberman dengan pelanggan setia terbanyak diantara barberman yang lain. Jadi kalau ada yang dateng dan kebetulan adalah pelanggan sinyo, maka pelanggan itu akan langsung bilang "saya maunya sama mas Sinyo saja". Ada lagi yang menunjukkan kesetiaan dengan bilang "ngantri juga gapapa yang penting yang nyukur nanti mas Sinyo".
Pertanyaan tentang bagaimana konsumen pertamakali bisa mengenal Sinyo, rasanya tidak perlu dipertanyakan, karena memang ada nama barberman disetiap biliknya.

Simpel sebenarnya, bahwa pelanggan pelanggan itu merasa puas dengan kinerja si Sinyo ini tadi. Sinyo bilang "saya itu juga seneng kalau ada pelanggan yang mudah diatur. Request silahkan mendikte jangan. Karena ya ribet kalo sudah berurusan sama orang ribet".
Jadi pasal utama yang harus diperhatikan adalah faktor diluar kendali, salah satunya, kepuasan konsumen itu tadi. Itu dalam hal bisnis. Tapi sepertinya tidak hanya berlaku disitu. Dalam hal lain juga harusnya begitu.

Tentu kita sudah akrab dengan teriakan "ah DPR itu bangsat, makan gaji buta, mewakili dirinya sendiri", dan kata-kata sejenis lain yang mungkin lebih tajam dari itu. Juga tak jarang menyertakan jenis hewan-hewanan dalam caciannya. Sebab utamanya bisa kita tinjau, mungkin ya karena itu tadi, rakyat tidak puas dengan kinerja DPR. Mungkin DPR tidak pro dan malah terkesan membodohi atau menindas rakyat. 
Boleh-boleh saja tidak puas, itu hak semua manusia. Tapi ingat, ketidakpuasan sepertinya sepele. Tapi dari ketidakpuasanlah muncul adanya kerugian, kudeta, perang, atau bahkan kematian.

Terakhir, ketika kita berbicara tentang kepuasan, secara spontan memori dikepala saya memutar kembali adegan beberapa waktu lalu. Ketika saya membayar pajak motor di salah kota di jawa timur sana. Di kator itu--bagian depan--jelas tertulis " kepuasan anda adalah tujuan kami". Sekilas memang tak ada yang aneh, apalagi harus dibicarakan. Tapi entah kenapa pikiran nakal saya kali ini lagi-lagi menguasai. Ketika membaca kata "kepuasan" tersebut, tiba-tiba obyek fikiran saya tertuju kepada salah satu gang yang menjadi icon negatif kota surabaya. Bukan hanya di surabaya. Kata "kepuasan" itu juga nampaknya tertuju pada salah satu tempat di depan stasiun yogyakarta.

Ah tapi itu kan hanya fikiran nakal saya saja. Lagi pula tidak mungkin kantor tersebut bertujuan untuk itu. Ya meskipun juga kalau andaikan iya juga ndak masalah

Comments

Popular Posts