belum tentu !

Dalam hidup bermasyarakat, mau tidak mau, mengharuskan kita untuk saling menghargai dan menghormati dengan sesama. Tapi biasanya, biasanya loh ini, ketika ada orang yg menurut kebanyakan orang itu jelek kesehariannya, dan tiba-tiba suatu saat dia tidak nampak jelek atau terlihat baik, katakanlah mulai rajin ibadah, pasti selalu ada buah bibir yang terdegar kurang enak di telinga. “abis kesambet apa dia kok tiba tiba jadi orang baik gitu”, “halah paling juga cuma sensasi”, dan yang lebih parah lagi adalah “kok tumben dia mau ibadah”. Waduuuhhhh ini kan bahaya brooo

Begini, oke lah orang tadi itu kelihatannya jelek, tapi kan mereka juga hamba tuhan yg bebas kapan saja menyapa tuhannya. Jadi ndak ada hak seseorang untuk menghalangi orang lain berbuat baik. Justru ketika orang yg buruk tersebut berubah menjadi baik, harusnya semua ikut seneng dong karena temennya udah mulai membaik, bukan malah “ngrasani” yang tidak tidak.

Pertanyaannya sekarang adalah, apakah memang orang yang buruk itu harus selalu buruk dan ndak boleh mendekat kepada tuhannya, kok ketika ada, katakanlah, maling, begal, pembunuh, pembohong mulai berbuat baik anda malah kurang nyaman dibuatnya?. Setahu saya, tidak ada larangan tertulis baik itu dari negara maupun agama. Agama malah nyuruh orang berbuat baik loh, dan itu sifatnya komperehensif, jadi itu berlaku untuk semua orang. Ya bupati, tukang becak, pengamen angklung malioboro, semua terkena anjuran itu, bro. Dari negara?, loh bukannya negara malah harus diisi dengan orang yang berbuat baik ya. Kita pakai skala kecil saja, minimal orang tersebut tidak ikut menyebarkan berita hoax saja itu sudah bagus, ndak peduli background dia apa, yang penting dia berbuat baik, yaudah. Bayangkan jika semua masyarakat kita hobi nyebarin berita hoax, chaos bung chaos dimana-mana.

Apakah orang buruk itu harus selamanya buruk?, maling harus selamanya jadi maling?, koruptor harus selamanya jadi koruptor?, dan haram untuk bertobat?, apakah begitu ferguso?.

Maling itu disebut maling kan ketika dia sedang melancarkan aksi per-maling-an tersebut. Tapi ketika dia sedang bertani, dirumah, ngopi, ronda, mosok masih disebut maling juga sih. Ndak kan!
Begal, disebut begal kan ketika dia sedang mbegal, tapi kalo pas dia ngimami sholat mosok yo masih disebut begal?.



Comments

Popular Posts