hak tuhan !
Ketika karman sudah memasuki pendidikan SMA, dia dimasukkan ke dalam pesantren oleh orang tuanya,
mengingat dampak atau resiko yang timbul jika karman tidak dipondokkan. Karena
memang lingkungan rumah nya yang kurang mendidik bahkan sebagian bisa dikatakan
menjerumuskan. Gimana tidak, alkohol di era sekarang ini sudah menjadi teman
akrab bagi setiap pemuda. Hampir di seluruh tempat, tak pandang bulu, laki
laki, perempuan, kaya, miskin, semuanya dengan mudah bisa bergaul dengan benda
yang dilarang agama dan negara tersebut. Dan jika sudah akrab dan kecanduan, sebagaimana kita
semua tahu, akibatnya adalah? RAPUH. Kerapuhan fisik, kerapuhan mental, lebih lebih kerapuhan di mata sosial. Lebih berani ketika menghadapi musuh dengan pengaruh alkohol, itu kan rapuh, dia tidak berani menampilkan dirinya sendiri, dia harus dibantu dengan fly alkohol dulu. kalo sudah begini, masih mau bicara tentang konsep kesatria? ahhhh sudahlah.
Masuknya orang ke dunia ini pun medianya
bermacam-macam, ada yang depresi, ikut-ikutan temen yang lain, penasaran, dan
kemungkinan-kemungkinan lain yang memungkinkan. Tentunya kita semua ingat berita yang gempar diawal pergantian tahun 2017 di salah satu kota di jawa timur. 17 orang mati bersama, dan sialnya berita itu ditulis di koran dengan headline "17 orang tewas sehabis pesta nyukrik bersama". kejam sekali media itu menyebut mereka dengan kata "tewas".
Dari sini bisa kita lihat, bahwa lingkungan justru
punya andil besar dalam mempengaruhi seseorang. Yang awalnya sifatnya memang
diem, sekarang dia juga diem, tapi dia diem agar tidak ketahuan.
Orang tua karman memandang bahwa pesantren adalah tempat yang tepat untuk tempat belajar anaknya. Mengingat jarang terpantaunya
aktivitas anak oleh orang tua dan dikhawatirkan anak tersebut melakukan apa
yang seharusnya tidak atau belum layak mereka lakukan.
Di pesantren, pengawasan yang diberikan itu lebih
memadai, terlihat dari struktur kepengurusan dari level paling atas sampai
level bawah pun sudah tersusun dengan rapih. Dan kemungkinan untuk melakukan
hal hal yang tidak pantas, akan bisa diminimalisir disini. sekali lagi saya tekankan, diminimalisir, bukan dihilangkan.
Peraturan peraturanpun sudah disusun sedemikian rupa,
berikut sanksinya. Jadi kalau misal seorang anak berbuat sesuatu, mau tidak mau
dia harus mempertanggung jawabkannya.
Karman nyantri
disalah satu pesantren di selatan kota jombang. Awalnya dia tidak betah, baru
sehari di pesantren, dia sudah kembali ke rumah. Dan dirumah karman habis
dimarahi sama orang tuanya.
“kamu mau jadi
apa kalau tetep tinggal di rumah, mau jadi yang suka bikin onar dan jadi
omongan orang banyak?. Mikir le, langkah kakimu masih panjang, jangan sia
siakan waktumu dengan hal yang tidak bermanfaat. Kamu itu harapan keluarga,
jangan sampai kamu menjadi seperti ayah dan ibumu. Kamu harus serius belajar,
dan kalau kamu dirumah akan susah untuk mencapai itu. Jangan jadi orang yang
setengah-setengah, kalau pandai ya pandai sekalian, jangan nanggung. Orang
tuamu menyesal kenapa dulu tidak
serius belajarnya, dan jangan sampai kamu mengalami apa yang dialami orang
tuamu, jatuh dilubang yang sama itu selucu-lucunya hal yang paling lucu. Dan
sekarang pilihan ada ditangan mu le, mau balik ke pondok ya alhamdulillah,
kalau gak mau balik yaudah terserah.”
DUAAAARRRR, letusan gunung krakatau kembali meletus di dalam jiwa karman, mendengar hal itu, karman serasa di bawah lembah yang
penuh dengan kotoran hewan, dia dilema, dia ling-lung, hancur hatinya mendengar
luapan kekecewaan orang tuanya.
Tapi semarah-marahnya orang tua, sekecewa-kecewanya
orang tua, dia akan selalu memintakan petunjuk kepada anaknya, agar segera
diberikan hidayah dan kembali ke jalur yang benar. Tak henti-hentinya mereka
mendoakan anak anak mereka, tanpa memperhitungknan apa yang sudah si anak
berikan kepadanya.
Dan benar, hidayah tuhan itu turun membersihkan dan
membimbing relung hati karman yang hitam dan kotor. Hidayah itu bisa turun kepada siapa saja yang "empu"nya ridhoi. dia bisa turun kapan saja dan dimana saja. dia tidak terikat dengan peraturan administrasi apapun. dia tidak terikat dengan masjid, gereja, kuil atau apapun. dia bebas sebebas bebasnya.
sekali lagi, hidayah itu hak prerogatif tuhan, kepada siapa
dan kapan, dia babas kalau dia mau. Jadi ketika melihat seseorang yang menurut
kita keluar dari jalur, maka jangan dengan seenak udel kita sendiri mencaci bahkan
menjauhinya. Suatu saat jika dia sudah
mendapat hidayah dari Tuhan, dengan sendirinya orang itu akan kembali ke jalur
peredaran yang semestinya. Bukankah rosul kita tak pernah sedikitpun
mengajarkan tentang kebencian kepada kita. Jangankan kepada sesama muslim,
kepada orang kafir pun rosul tetap ramah dan santun. Jangan hanya karena
sedikit perbedaan lalu menjadi alasan untuk kita tidak saling tegur sapa kepada
sesama. Jangan!
Mari sama-sama belajar menjadi manusia yang bisa
memanusiakan manusia.
~sleman 2018
Comments
Post a Comment