minal bleaching ilaa seduluran !

Disadari atau tidak, manusia indonesia itu punya hobi membuat sebuah perkumpulan, entah itu resmi semacam organisasi, ataupun gerombolan santai semacam komunitas atau paguyuban begitu.
Ada komunitas motor A, B, C indonesia. Ada komunitas penjual hp daerah ini. Ada paguyuban sepeda onthel. Dan masih banyak lagi hal hal yg sejenis dengan itu.

Tentu efeknya sangat baik, asalkan komunitas tersebut bendiri memang dengan baik. Maksudnya begini, kalo komunitas komunitas itu suatu hari, katakanlah, bikin event tertentu, pasti efeknya juga baik. Karena memang berdirinya dia adalah dengan tujuan kebaikan.
Anda membayangkan tidak jika suatu hari nanti ada komunitas, maaf, "maling indonesia", atau mungkin juga "komunitas koruptor ellite indonesia, disingkat KPEI.
kenapa ada huruf "E" disitu? Ya jelas harus ada, karena kalo tidak ada huruf "E" kan jadinya "KPI", merujuknya akan kepada suatu lembaga yg sering negur acara unfaedah seperti pesbukers, dan dahsyat. Ehhh kelepasan....maaf deh !.

Nah coba sekarang bayangkan jika suatu hari nanti komunitas komunitas "itu" bener bener ada. Keadaan seperti apa yg akan terjadi jika para koruptor sudah bergerombol menyusun strategi yang sangat sistematis yg sekiranya tidak bakal tertangkap. Mungkin juga mereka akan mengakomodir para penyidik dengan iming iming milyaran atau bahkan triliyunan. Mungkin saja, toh kita tidak tahu dan tidak bisa memastikan juga. Sangat ngeri sekali kan, broo!.

Tapi arah pembicaraan kali ini bukan ke arah situ, tapi lebih ke persaudaraan elemen elemen kecil dalam lapisan masyarakat.

Tentu anda masih ingat dengan Misro kan?. Baru baru ini dia girang bukan main, kebahagiaannya kali ini bukan karena dia menang undian ibadah haji, bukan pula karena dia bisa menuangkan air ke dispenser tanpa setetes pun air terbuang, bukan. Sebenarnya penyebabnya sepele, hanya karena dia disapa orang yang tidak dikenal tapi sama sama beridentitas bleaching rambutnya.

Nb: Untuk yg tidak tahu bleaching silahkan sowan ke mbah google.

Dua hal yg bisa kita amati dari kejadian ini, pertama, ketika hampir semua masyarakat modern sepakat mengatakan bahwa "bahagia juga butuh uang", kejadian ini justru mematahkan dengan sepatah patahnya pendapat itu. Ternyata tanpa uang pun, bahagia bisa dengan sangat mudah didapatkan. Ya meskipun uang juga dibutuhkan dalam siklus perputaran roda kehidupan, tapi dalam kasus ini, uang tidak berperan sebagai pemeran utama. Hanya karena bleaching saudara saudara, camkan itu, HANYA KARENA BLEACHING, kebahagiaan datang menghampirinya!.

Kedua, kita tidak usah dulu muluk muluk bicara tentang persaudaraan sesama ras dan agama, jauh dari itu, rasa persaudaraan sudah tercermin hanya dari bleaching rambut seorang Misro. Kemungkinan besar ketika mereka berdua berkesempatan untuk duduk dan ngobrol berdua, rasanya obrolan mereka sudah pasti menarik dan sangat seru, meskipun tidak saling mengetahui nama masing masing. Apalah arti sebuah nama.

Nama memanglah sebuah doa. Tapi sepertinya, nama bukan syarat utama dalam kehidupan. Nama itu ada hanya untuk mempermudah urusan administratif saja, supaya memudahkan untuk saling mengenal. Tanpa ada nama pun sepertinya tidak ada masalah. Lagi pula, dari kecil kan kita sudah terbiasa memanggil yg bukan nama asli teman kita. Sudah bagus bagus namanya adib nabil mu'afi, ehh semua temannya memanggilnya "corong". hahahahaha.

Comments

Popular Posts